Menjadi Penjual Dan Pembeli Ala Rasullullah





 Sleman, 14 November 2024 telah terlaksana kegiatan Market Day oleh para Santri dan Asatidzah Pondok Hidayatullah Jogja. 
Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil'alamin.

Terdapat sekitar 12 stand jualan para santri yang dibantu oleh asatidzah. dengan berbagai menu dijual di acara market day hari itu. Seperti Picok, cimol, cilok, tahu bakso, cireng dan berbagai minuman.

Antusias dalam acara tersebut tidak hanya dari warga Pondok dan wali santri yang bisa hadir dalam acara tersebut. Bahkan dari Unit TK Yaa Bunayya ikut memeriahkan kegiatan tersebut, Tak terlewat dari siswa SD IT Hidayatullah hadir dalam kegiatan Market day Pondok Hidayatullah Jogja

Jadilah Pedagang dan Pembeli yang diajarkan oleh Suritauladan kita Nabi Muhammad SAW.



..............................................................Pedagang / Penjual ......................................................................

Prinsip berdagang ala Rasulullah ﷺ sangat relevan dan dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan bisnis secara jujur, adil, dan berkah. Berikut adalah prinsip-prinsip utama berdagang menurut ajaran Rasulullah ﷺ:

1. Kejujuran (Shiddiq)

Rasulullah ﷺ dikenal sebagai pedagang yang sangat jujur dan terpercaya (al-Amin). Beliau tidak pernah berbohong mengenai kualitas, kuantitas, atau harga barang dagangannya. Kejujuran ini menjadi dasar utama dalam membangun kepercayaan antara pedagang dan pelanggan.

Dalil:
"Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil." (QS. Al-An’am: 152)

2. Amanah

Rasulullah ﷺ selalu menjaga amanah dalam berdagang. Beliau tidak pernah menipu atau mengecewakan pelanggannya, baik dalam hal barang maupun pelayanan.

3. Tidak Menipu

Rasulullah ﷺ melarang penipuan dalam segala bentuk, seperti menyembunyikan cacat barang atau mengelabui pembeli.
Hadis:
"Barang siapa menipu maka ia bukan bagian dari golonganku." (HR. Muslim)

4. Adil dan Tidak Curang

Dalam berdagang, Rasulullah ﷺ menekankan pentingnya berlaku adil, baik terhadap pembeli, mitra bisnis, maupun pesaing. Kecurangan, seperti manipulasi harga dan penimbunan barang (ihtikar), sangat dilarang.

5. Menepati Janji dan Tidak Ingkar

Rasulullah ﷺ selalu menepati janji dalam berdagang, seperti waktu pengiriman, kualitas barang, atau harga yang telah disepakati.

Hadis:
"Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga: apabila berbicara, ia berdusta; apabila berjanji, ia mengingkari; dan apabila diberi amanah, ia berkhianat." (HR. Bukhari dan Muslim)

6. Memberi Kemudahan (Tas-hil)

Rasulullah ﷺ menganjurkan untuk memberi kemudahan kepada pembeli, baik dalam hal harga, pembayaran, maupun pelayanan.
Hadis:
"Semoga Allah merahmati seseorang yang mudah ketika menjual, mudah ketika membeli, dan mudah ketika menagih utang." (HR. Bukhari)

7. Tidak Serakah dan Bersikap Dermawan

Rasulullah ﷺ tidak pernah bersikap tamak dalam berdagang. Beliau mengutamakan keberkahan dan manfaat bagi semua pihak, bukan semata keuntungan materi.

8. Menghindari Riba

Dalam perdagangan, Rasulullah ﷺ melarang segala bentuk riba yang merugikan salah satu pihak.

Dalil:
"Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba." (QS. Al-Baqarah: 275)

9. Selalu Berdoa dan Tawakal

Rasulullah ﷺ selalu memohon keberkahan kepada Allah dalam setiap usaha dagangnya dan menyerahkan hasilnya kepada Allah setelah berusaha maksimal.

10. Mengutamakan Etika dan Moralitas

Rasulullah ﷺ mencontohkan akhlak mulia dalam berdagang, seperti ramah, sabar, dan menghargai orang lain. Sikap ini tidak hanya menarik pelanggan, tetapi juga membawa keberkahan dalam bisnis.

Kesimpulan

Dengan menerapkan prinsip berdagang ala Rasulullah ﷺ, seorang pedagang tidak hanya meraih kesuksesan duniawi, tetapi juga keberkahan ukhrawi. Prinsip ini membangun bisnis yang sehat, berkelanjutan, dan memberikan manfaat bagi banyak orang.


.......................................................................Pembeli................................................................................



Rasulullah ﷺ tidak hanya memberikan teladan dalam berdagang, tetapi juga dalam menjadi pembeli. Beliau menunjukkan akhlak mulia dan prinsip yang dapat menjadi pedoman saat membeli barang atau jasa. Berikut adalah prinsip-prinsip menjadi pembeli ala Rasulullah ﷺ:

 

1. Membeli dengan Jujur dan Tidak Menawar Berlebihan

Rasulullah ﷺ tidak menawar barang secara tidak wajar hingga merugikan penjual. Jika harga dirasa pantas, beliau menerima tanpa memperumit proses transaksi.

Hadis:
"Allah merahmati seseorang yang mudah ketika menjual, membeli, dan menagih haknya." (HR. Bukhari)

 

2. Tidak Menyalahkan Penjual

Rasulullah ﷺ tidak pernah mempermalukan atau menyalahkan penjual di depan umum, meskipun barang yang dijual tidak sesuai dengan harapannya. Beliau lebih memilih cara yang sopan untuk menyampaikan keluhan atau keberatan.

 

3. Menghargai Jasa Penjual

Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk menghormati kerja keras penjual. Beliau tidak pernah memandang rendah orang yang bekerja keras untuk mencari nafkah, termasuk pedagang kecil.

 

4. Tidak Boros atau Berlebihan

Rasulullah ﷺ selalu hidup sederhana dan menghindari perilaku boros saat berbelanja. Beliau hanya membeli barang yang benar-benar dibutuhkan dan tidak berlebihan.

Dalil:
"Dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-An’am: 141)

 

5. Memilih Barang yang Halal dan Baik

Sebagai pembeli, Rasulullah ﷺ selalu memastikan barang yang dibeli halal, baik dari segi sumbernya maupun manfaatnya. Ini mencakup makanan, pakaian, dan kebutuhan lainnya.

Dalil:
"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu." (QS. Al-Baqarah: 172)

 

6. Bersikap Sabar

Rasulullah ﷺ menunjukkan kesabaran saat berbelanja. Jika barang yang diinginkan belum tersedia atau ada kesalahan dalam transaksi, beliau tidak langsung marah atau kecewa.

 

7. Tidak Membanding-bandingkan dengan Berniat Merendahkan

Rasulullah ﷺ tidak membandingkan harga atau kualitas barang dengan tujuan merendahkan penjual tertentu. Beliau memahami bahwa setiap pedagang memiliki kondisi dan modal yang berbeda.

 

8. Memberikan Uang atau Pembayaran yang Jelas

Ketika membeli, Rasulullah ﷺ memastikan pembayaran dilakukan secara adil dan transparan, tanpa menunda-nunda kecuali ada kesepakatan sebelumnya.

Hadis:
"Tunaikanlah hak orang yang berhak sebelum kering keringatnya." (HR. Ibnu Majah)

 

9. Mengutamakan Keberkahan dalam Transaksi

Rasulullah ﷺ selalu memohon keberkahan dalam setiap transaksi. Beliau mengingatkan bahwa transaksi yang dilakukan dengan cara yang baik akan mendatangkan keberkahan, baik bagi pembeli maupun penjual.

 

10. Berdoa Sebelum Bertransaksi

Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk memulai segala sesuatu dengan doa, termasuk ketika akan berbelanja. Doa ini menunjukkan sikap tawakal kepada Allah agar transaksi tersebut membawa kebaikan.

 

Kesimpulan

Prinsip menjadi pembeli ala Rasulullah ﷺ menekankan akhlak mulia, penghargaan terhadap penjual, dan kesadaran akan pentingnya keberkahan dalam transaksi. Dengan mengikuti teladan ini, kita tidak hanya menjadi pembeli yang baik, tetapi juga membantu menciptakan hubungan yang harmonis dan adil antara pembeli dan penjual.

 


 
Link.