Seseorang yang memiliki sikap lemah lembut dan santun berarti ia mampu menempatkan dirinya dengan tepat dalam berbagai keadaan.
Haiwah bin Syarih yang wafat pada 775 M adalah seorang ulama agung dari Mesir serta imam besar bagi umat Islam pada masanya. Ia orang yang faqih dan seorang Muhaddits (pakar hadits) tepercaya dari generasi tabi' al-tabi'in. Juga ahli ibadah yang doanya diijabah (mudah dikabulkan). Kendati begitu, ia orang yang tawadhu' serta lemah lembut. (Imam al-Dzahabi, Siyar A'lam al-Nubala' 6/405; Jamaluddin Abil Hajjaj Yusuf al-Mizzi, Tadzhib al-Kamal, juz, 7/481).
Kelembutan hati Haiwah tak lepas dari keberhasilan sang ibu dalam mendidiknya sejak kecil. Sang ibu adalah sosok orangtua yang tidak sekedar mengajari anaknya mengenal ilmu tetapi juga menanamkan budi pekerti yang mulia. Sehingga hal itu senantiasa melekat pada dirinya sampai ia menjadi ulama besar.
Suatu ketika Haiwah sedang mengisi kajian yang dihadiri banyak orang. Sang ibu tiba-tiba datang lantas berseru, "Berdirilah Haiwah, sebarkan gandum untuk ayam jantan itu!"
Haiwah pun berdiri lalu meninggalkan mejelis ilmunya (Sayyid Husain al-'Affani, Shalah al-Ummah fi Uluww al-Himmah, 5/653).
Sebagai seorang ulama besar, Haiwah tidak malu menjalankan perintah ibunya di hadapan murid-muridnya. Ia tetap bersikap lemah lembut kepada ibunya, meski telah mencapai kedudukan yang tinggi. Padahal, kalau mau ia bisa meminta salah satu muridnya untuk mengerjakan apa yang diminta sang ibu.
Dari riwayat di atas, kita bisa mengambil pelajaran bahwa mengajarkan bersikap lemah lembut kepada anak, adalah salah satu hal penting. Rasululullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah kelembutan itu terdapat pada sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah dicabut dari sesuatu kecualai akan membuatnya jelek." (H.R. Muslim).
Sebab itu, sikap lemah lembut anak dapat dibentuk sejak dini. Bagi orang tua yang baru memiliki anak, seyogyanya sudah punya ilmu serta bekal tentang bagaimana seharusnya mendidik anak hingga memiliki sikap lemah lembut. Kelembutan tidak hanya berkaitan dengan tingkah laku, tetapi juga cara berbicara.
Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan oleh orang tua sebagai bekal mendidik anak-anaknya agar memiliki sikap yang mulia tersebut:
Pertama, memberikan contoh secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Anak adalah makhluk istimewa yang cepat serta mudah merekam dengan baik perilaku orang tua ataupun orang-orang di sekelilingnya. Sehingga, penting untuk memberi teladan sebagai upaya menumbuhkan kebiasaan pada diri mereka.
Kedua, dengan memberi pemahaman kepada anak, bahwa sikap lemah lembut merupakan perbuatan yang disenangi Allah subhanahu wata'ala. Dalam sebuah hadits dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada al-Asyaj al-'Ashri, "Sesungguhnya pada dirimu terdapat dua sikap yang dicintai oleh Allah; yaitu sifat santun (lembut) dan malu." (H.R. Ibnu Majah).
Dalam hal ini, orang tua bisa mengajarkan anak membiasakan menyapa orang lain dengan sapaan yang baik. Misalnya, ketika bertemu orang yang lebih tua, ajarkan kepada mereka untuk memanggil dengan panggilan kakak, om, tante, ibu, ataupun bapak. Dan paling penting adalah mengajarkan ucapkan salam saat bertemu atau berkunjung ke rumah orang. Ucapan salam ini juga dapat diiringi dengan berjabat tangan untuk menambah keakraban.
"Memberikan contoh secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Anak adalah makhluk istimewa yang cepat serta mudah merekam dengan baik perilaku orangtua ataupun orang-orang di sekelilingnya."
Mengajari anak sikap lemah lembut dapat dimulai dengan mengajari mereka kata-kata yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Setidaknya ada tiga kata "ajaib" yakni mengatakan "tolong" saat meminta sesuatu, menyampaikan "terima kasih" ketika menerima sesuatu, dan mengucapkan "maaf" jika melakukan kesalahan.
Ketiga, mencarikan dan memilihkan lingkungan serta teman-teman yang memiliki sikap lemah lembut. Selain orang tua, teman serta lingkungan sekitar ternyata juga dapat memengaruhi karakter anak. Itu sebabnya orang tua harus dapat memantau sekaligus memastikan bahwa anak-anaknya bergaul dalam lingkungan yang dapat memberikan pengaruh positif.
Keempat, mengapresiasi sikap lemah lembut ataupun ucapan santun anak dengan memberikan pujian. Hal itu akan membuat anak senang dan merasa dihargai. Tapi pasatikan bahwa pujian tersebut tidak berlebihan.
Kelima, jika anak melakukan kesalahan, orang tua dapat menegurnya secara baik-baik. Cara terbaik dalam menegur adalah menasihati mereka secara empat mata. Dan keenam, selalu berdoa kepada Allah subhanahu wata'ala agar anak-anaknya dijadikan orang yang shalih shalihah dan menjadi qurroatun a'yun.
Demikian beberapa tips mengajari anak bersikap lemah lembut. Sikap ini menjadi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Sebag, seseorang akan dihargai serta dihormati jika mampu menunjukkan sikap terpuji tersebut. Dan sebaliknya, kalau seseorang tidak bisa bersikap lemah lembut dan santun, maka orang lain tak akan menghargai dan menghormati. Orang yang memiliki sopan santun berarti mampu menempatkan dirinya dengan tempat dalam berbagai keadaan.
Penulis: Aba Faiz/ Suara Hidayatullah
Sumber: Majalah Suara Hidayatullah EDISI 03 | XXXV | Dzulhijjah 1445 | Juli 2024
Sumber: Majalah Suara Hidayatullah EDISI 03 | XXXV | Dzulhijjah 1445 | Juli 2024